Saturday, December 26, 2009

Bebek Panggang

Sejak terkena pilek, Divya jadi tambah syusyaaah makan. Bahkan buka mulut juga gak mau sama sekali *sigh*.

Hanya mau minum ASI dan makan biskuit. Lumayan lah daripada perut kosong sama sekali. Lagian pasti gak enak makan kalo lagi pilek.

Nah, kemaren pas orang-orang sedang ngerayain natal, kita jalan-jalan ke Pejaten Village. Ternyata mall gak terlalu rame juga ya. Pasti orang-orang pada liburan ke luar kota.

Karena kita belum makan, dan Ayah sedang kepengen Mie Bebek Panggang. Jadilah kita makan di Eaton.

Divya duduk sendiri (di 'high-chair' tentunya). Dan waktu aku cobain bebek panggangnya emang empuk banget. Aku coba suapin ke Divya daaaann... dia doyan!

Aku pilihin hanya dagingnya aja tanpa kulit. Lahap banget. Habis dua iris potongan besar bebek panggang. Yipppiieee... you go girl!!!

She's such a big girl now.

Daann tau gak sih, pagi ini Divya ngehabisin 100 ml jus pepaya campur. W-o-w! Thanks to Roast Duck.

pucca_love_17

Wednesday, December 23, 2009

pilek!

Sejak kemaren Divya kena pilek. Sudah di prediksi sejak habis berenang ituuuuu

Dikasih Alco tapi gak manjur. Trus kita coba kasih Triaminic - Pilek, karena lihat kakak sepupu Divya yang cespleng pake obat ini. Alhamdulillah, pileknya berangsur mendingan daripada sebelumnya.

Tapiii.. nah, ada tapinya nih, selera makannya itu loh kok ya balik jadi susah lagi ya?

*sigh*

Sunday, December 20, 2009

Pegel

Setelah kemaren Divya berenang ke Atlantis-Ancol. Hari ini waktunya istirahat.

Tadi malem, Divya sempet 'gumoh'. Padahal Ibun sempat senewen karena Divya tidak mau makan karena keasyikan maen air. Divya hanya mau minum ASI aja.

Semoga Divya sehat-sehat yaaaa....

Friday, November 20, 2009

Maaf ya.. udah lama gak posting

Halo semua!

Wadoh, ibun jadi jarang posting perkembangan Divya ya. Soalnya sedang punya hobi baru. Felt craft alias membuat kerajinan dari bahan felt.

Ibun masih "hutang" cerita tentang
1. Acara Ultah Divya dan juga Tedhak Sitennya. Ceritanya sudah dibuat tapi belom sempat edit foto-fotonya
2. Perkembangan Divya sekarang
3. Kepintaran Divya yang paling update ngapain aja

Wadoh, banyak juga yang belom diposting euy....

Sabar ya, pasti di posting...

Sampai ketemu lagi dipostingan berikutnya.


Wednesday, October 28, 2009

Hwadoh.. kok Demam Tinggiiii

Tanggal 27 Oktober, Ultah Divya dipakai juga untuk ngerayain ultahnya Putri (kakak sepupunya). Dengan mengundang anak-anak tetangga yang terus terang aku gak kenal karena itu semua tetangganya mertuaku.

Acaranya dimulai sekitar jam 4.30 sore. Divya masih tidur pulas. Wah.. ya sudah lah.. gak berniat ngebangunin juga. Kasihan kalo lagi tidur dibangunin.

eeh... gak lama kemudian, Divya terbangun. Dan aku buru-buru menggantikan baju tidurnya dengan baju cantik. She's THE Birthday Girl!!

Acaranya berlangsung cepat sekali. Nyanyi lagi ulang tahun, tiup lilin, makan kue, bagi-bagi goodie bag dan selesai!

Gak sampe 1 jam, acaranya sudah selesai. Mungkin yang rada lama, saling menunggu undangan lain yang datang.

Setelah acara selesai, tiba-tiba hujan deras turun... waaaahhhh....

Aku masih nemenin Divya main masak-masakan milik kakak sepupunya itu. Sebelumnya, suhu badan Divya normal saja, tapi kok tiba-tiba panas banget!

Awalnya aku pikir karena Divya belum minum ASI, jadi buru-buru aku gendong ke kamar untuk diberi ASI. Sambil aku cek pake termometer suhu tubuhnya yang panas sekali itu. Daann aku kaget bukan main... 39 derajat!

Astaagaaaa...

Setelah selesai menyusu, suhu tubuh Divya masih berkisar antara 38 - 39 derajat. Aih! gak bener ini. Lalu aku berikan Tempra sesuai dosis dari dokter.

Sampai lewat tengah malam, suhu tubuhnya semakin panas. Aku dan suamiku tidak pikir dua kali untuk segera membawa Divya ke UGD Puri Cinere.

Di UGD, Divya di beri Proris lewat anus. Dan setelah itu demamnya berangsur-angsur turun. Ah. legaaaa.. Hanya disarankan untuk melanjutkan minum Tempra dan banyak minum air. Saat itu belum ada gejala batuk atau pilek hanya ada demam tinggi sekali.

Besoknya, demam Divya masih tinggi. Aku mulai gelisah.

Akhirnya, sore harinya aku bawa kembali ke Puri Cinere untuk di periksa ke dokter anak. Dan ternyata Divya terkena radang tenggorokan dengan pilek dan juga batuk. Setelah di buatkan resep antibiotika, puyer turun panas dan melanjutkan minum obat pilek & batuk, agar dikompres badannya agar demamnya cepat turun.

Kasihan sekali aku melihat Divya yang ingin tidur tapi gak bisa.

Setelah diberikan obat, sekujur tubuh Divya aku kompres dengan air hangat. Memang benar demamnya turun. Tapi ada persoalan baru, lha kalau dia masuk angin gimana??

Setelah demamnya berkisar 37 derajat, aku segera memakaikan pakaian kering dan menghentikan kompres

Tapiiii...demamnya kok malah naik lagi????

Ya Allah berikan kesembuhan & kesehatan untuk Divya....

Halaahh... dilema.. dilema...

Tuesday, October 27, 2009

Divya's First Birthday


Happy Birthday my lovely Divya..

Today is your big day.
A year ago, I gave birth to a fine and beautiful baby girl.
Twelve months already and it seemed like yesterday when you cried for the first time.

Happy Birthday my lovely Divya..

May all joy and health always be with you.
Had Ups and downs for 365 days with you.
Cranky and laughing for 12 months with you.

Happy Birthday my lovely Divya..

A long journey awaits you in this life.
It's ok if it has little bumping road.
Well, that's called Life, my dear.

Happy Birthday my lovely Divya
Big hugs and love will always be with you...

Monday, October 19, 2009

Menjelang Ulang Tahun Divya

Ah gak kerasa Divya sebentar lagi akan merayakan ulang tahunnya yang pertama.
Rasanya kok ya baru kemaren, aku was-was kapan melahirkan. Masa-masa begadang sampe masuk angin karena kurang tidur ternyata cepat sekali ya berlalunya.

Sekarang Divya sudah mulai melangkah walaupun dia masih takut dan belom PeDe untuk berjalan sendiri. Kalau digandeng satu tangan, Divya sudah bisa berjalan lancar. Ayooo lah Nak, berani doong

Menjelang hari Ulang Tahun pertamanya Divya, yang deg-deg-an dan senewen justru Ibun *hihihihi* Maklum aja, ini pertama kalinya buat acara ultah untuk anak sendiri. Harus spesial doong, lagian di ulang tahun pertama ini adalah syukuran bagi orang tua Divya.

Acara ulang tahun Divya, akan dibarengi dengan upacara Tedhak Siten alias upacara turun tanah. Sebenarnya rada telat mengadakan upacara ini seharusnya sewaktu Divya berumur 9 bulan tapi gak apa lah. Lagian menghemat biaya, jadi acara Ulang Tahun dan Tedhak Siten dirayakan barengan.

Hidup gak seru kalau gak ada hal yang menyebalkan. Karena tahu Divya akan dirayakan pesta Ulang Tahunnya, kakak sepupunya pun ikutan juga. Rupanya kakak iparku gak mau kalah. Dia mau ultah anak ceweknya dirayakan di sekolahnya dan dirumah (bareng Divya... ihh sebel). Bahkan dia jauh lebih heboh.. nyebeliiiin banget. *Curhat Colongan deh*

Ibun tahan amarah, kesal dan BeTe. Sudah curhat sama Ayah karena saking gregetan dan gak bisa nahan lagi.

Sekarang, waktunya lanjutkan buat pernak-pernik untuk acara Ulang Tahun Divya tersayang.

Ibun dan Ayah sayang selalu kepadamu, Nak.
Kami mencoba memberikan yang terbaik untukmu selalu.
Jika kami salah, kami minta maaf karena kami baru kali ini menjadi orang tua.
Namun, kasih sayang kami tidak pernah putus.
Sampai kapan pun, kami selalu menyayangimu, Anakku tersayang..


Friday, October 2, 2009

2 Oktober 2009


Divya pun ikutan pake batik doong...


Wednesday, September 30, 2009

Membantu Ayah

Nursery Room

Nursery Room atau yang dalam bahasa Indonesia disebut Ruang Menyusui dan Mengganti Popok Bayi merupakan tempat yang amat sangat berguna bagi para ibu dan tentunya para bayi.

Di Jakarta, banyak Mal yang kini menyediakan Nursery Room. Ada yang nyaman, ada pula yang sekedarnya saja tapi masih banyak tempat yang tidak menyediakan Nursery Room. Kalau sudah begini, para ibu langsung kreatif mencari tempat untuk menyusui atau mengganti popok.

Sejak Divya sudah bisa diajak berjalan-jalan, Nursery Room adalah sahabatnya ibun. Apalagi Divya masih menyusui ASI, jadi tempat ini yang dicari jika pergi ke sebuah tempat.

Tempat yang bagus belum tentu menyediakan Nursery Room yang layak. Terkadang, dibuat sekadarnya saja. Huh.. menyebalkan sekali karena tidak nyaman untuk menyusui dan mengganti popok.

Hal ini jadi buat ide untuk posting tentang review Nursery Room.

Semoga postingan selanjutnya berguna untuk semua ya....

Sunday, September 27, 2009

11 bulan

Divya sudah sebelas bulan....pucca_love_17... Semakin banyak hal yang menakjubkan setiap harinya.

Divya sedang senang-senangnya 'rambatan', jalan tertatih-tatih sambil berpegangan tembok, boks bayinya atau apa pun yang bisa dia pegang untuk menyebrang tentu saja sambil berjalan loh.

Senang deh lihatnya. Biarpun kadang-kadang masih suka ribet atur kaki mana yang harus melangkah duluan atau melangkah terlalu besaaar dan juga kadang jatuh, tapi Divya gak putus asa. Dicoba terus, terus, terus, terus dan terus.

Seringkali berdiri lepas tangan dan sudah cukup lama loh. Kalau di 'tetah' (berjalan dipegangi oleh ibun atau ayah) sudah bisa naik dan turun tangga. Wow.. pucca_love_10
Kini, tangga di pasang barikade biar Divya gak ngegelundung. Iya lah soalnya Divya sedang senang banget belajar jalan.

Nah, itu kelebihannya, sekarang kekurangannya nih. Soal makan dan mengunyah.. minta ampuuuunnnn susahnya..... pucca_love_13
Semua saran yang di kasih di blog ini, resep makanan MPASI dan (rasanya sih) segala cara sudah dicoba, tapi tetep aja gak berhasil. Sekarang malah tambah lagi, Divya suka ngemut makanan!

Jadilah acara makan jadi acara yang kurang nyaman buat aku dan juga buat Divya. Padahal aku pernah baca, acara makan harusnya jadi acara yang menyenangkan.

Mulutnya itu loh terkunci rapat kalau lihat sendok yang akan masuk ke mulutnya. Bila berhasil memasukkan makanan ke mulutnya, Divya gak kunyah tapi dia emut lamaaaaa sekali dan dia muntahkan kembali.

Sediiiiiih rasanya.
Stres jadinya.
pucca_love_16


Selain itu, Divya gak banyak ngoceh. Diem dan anteng banget. Duh, aku khawatir deh, sampai-sampai aku coba test pendengarannya dengan memukulkan toples keras-keras. Ternyata Divya bereaksi tuh. Alhamdulillah. Tadinya aku pikir ada masalah dengan pendengarannya.

Lalu kenapa doong dia gak mau mengoceh? Yang Divya lakukan, menyembur ludah dan hanya 'mumbling' (apa ya bahasa indonesianya? bergumam kah?)

Hanya itu?
YA, hanya itu. Tentu saja kalau menangis dia teriak tapi selain itu tidak ada bahasa bayi yang keluar dari mulutnya. pucca_love_16

Divya juga belum mau ikutin gerakan yang dicontohkan. Aku suka mengajak Divya menyanyi lagu anak-anak tapi Divya cueeeeeek aja. Hanya kadang-kadang kalau lagi mau dia melihat aku menyanyi, setelah itu dia ngeloyor aja ninggalin aku yang sedang beraksi dengan lagu anak-anak melanjutkan belajar jalan.


Ayolah Divya... Ibun yakin kamu suka makan, suka mengoceh dan suka menirukan. Jangan patah semangat ya untuk terus mencoba...

Selamat Ulang Bulan, Cintaku

Monday, September 21, 2009

Ke Bandung...

Lebaran kali ini kita mudik ke Bandung. Eyang Pa dan Eyang Ma beserta semua Om-nya Divya ngumpul di Bandung.

Jadilah kita berangkat ke Bandung. Sepanjang jalan Divya tertidur pulas....



Sunday, September 20, 2009

Ikutan Sholat Ied 1430H

Divya pagi-pagi ikutan bangun pas subuh. Awalnya Divya dan ibun akan tinggal aja dirumah kalau Divya belom bangun. Tapi rupanya Divya mau ikutan sholat Ied.

Setelah mandi, Divya siap-siap dan berangkat kita ke mesjid Al-Izhar di Pondok Labu.

Ini sholat Ied perdananya Divya. Mari kita lihat gimana nantinya, apakah nangis sepanjang sholat Ied atau anteng atau tidur????

Divya didudukkan di car seatnya, dengan "perlengkapan" yang dia sukai *Handphone, kalung, boneka*. Divya duduk dengan antengnya. Ibun bernafas lega. Meskipun sepanjang sholat Ied gak konsen 100% *maafkan ya Allah* karena perhatiannya ke Divya. Awalnya samar-samar terdengar suara bayi menangis. Divya yang sedang asyik main dengan "perlengkapan"-nya langsung menengok ke kanan dan ke kiri.

Semakin lama, tangis bayi "menular" kemana-mana. Dari yang hanya satu suara menangis, semakin lama semakin banyak bayi yang ikutan menangis. Di akhir sholat Ied, Divya mulai gelisah dan aku tahu pasti sebentar lagi dia akan menangis.

Benar saja. Untungnya setelah sholat Ied selesai, Divya menangis. Langsung aku angkat dan diberi minum ASI. Tentu saja langsung diam doong...

Ternyata Divya menangis karena kepanasan dan gelisah karena banyak teman-teman bayi lainnya menangis.

Untuk ukuran pertama kalinya ikutan sholat Ied, Divya dapat jempol 10 deh... pinter bangeet.

Divya dengan Buci Sita dan Buci Antya setelah selesai sholat Ied



nyam nyam...aku makan biskuit aja deh



Tuesday, September 8, 2009

Mobile Guide Magazine = majalah untuk bayi?

Tadi pagi, sewaktu terakhir keluar kamar, Divya dan ayahnya masih tidur pulas. Ah, aku jadi bebas untuk sementara.

Waktu aku kembali hendak memasukkan pakaian ke lemari. Eeehh... Divya sudah duduk sambil memegang majalah Ayahnya. Padahal di kantung plastik itu ada majalahnya Divya juga loh. Tapi kok ya kenapa dia ambil yang itu?

Bacanya serius bener. Aku sampe geli ngeliatnya. Divya gak sadar kalau dari tadi sudah aku perhatian. Baru waktu aku ambil fotonya dia baru 'ngeh' kalau ada aku disitu.


Sunday, September 6, 2009

Ayah dan Anak

Lihat deh, Ayah dan Divya sedang asyik. Awalnya aku yang lagi beberes tidak begitu memperhatikan. Tapi lama kelamaan aku jadi penasaran juga. Kok mereka asyik banget tengkurap dan sepertinya sambil melihat sesuatu.



Hmm.. apa ya?

Pelan-pelan aku mencoba untuk ikutan melihat daaaaann....A-ha!

Mereka ternyata sedang menonton Pocoyo *kartun favoritnya Divya* di PDA-nya Ayah. Pantesan aja mereka berdua anteng banget...



Hahahaha
pucca_love_17

Thursday, September 3, 2009

NgeBlog. Browsing.

Waktu sedang menulis blog ini, Divya teriak-teriak dan merengek. Aku sih sudah hapal. Pasti dia kepengen juga ikutan 'ngetik'.

Rasanya Divya gak rela kalau harus bermain sendiri di dalam boks, sementara aku posting perkembangan Divya. Jadilah, kali ini Divya pun ikutan posting Blog.


Aku loh yang nulis Blogku...

Wednesday, September 2, 2009

Ini dia gigikuuuu

Halo semua ini dia gigikuuu

Setiap mandi aku sikat gigiku..
Dua gigi atasku mirip gigi SpongeBob
Dua gigi dibawah yang duluan muncul






Divya 10 bulan

Masuk usia 10 bulan, Divya makin sering berlatih untuk bisa berdiri tanpa pegangan. Di dalam boksnya, Divya berulang kali berjalan mengelilingi boks masih dengan memegang pinggiran boks dan juga latihan berdiri tanpa pegangan.

Biarpun sudah jatuh berkali-kali tapi Divya tidak putus asa. Hebat Nak.. semangaat terus yaa!

Selain itu, aku juga sering melatih Divya untuk melangkah. Aku ajari berjalan di lantai. Posisi kakinya masih sering jinjit dan jika ingin melangkah lebar sekali langkahannya. Ah, kamu ini ingin cepat sampai aja sih.



Tuh lihat Divya berdiri tidak pegangan




Divya berdiri dilihat dari atas

Friday, August 21, 2009

Naik Kereta Api (lagi)

Berhubung kali ini Ayah dapat tugas ke Cirebon, maka Divya dan Ibun ikutan juga deh. Sekalian nengokin Eyang Pa dan Eyang Ma.

Kita emang sengaja gak kasih kabar. Biar surprise gitu.

Kereta Apinya berangkat jam 6 pagi, berarti dari rumah musti jam 5 pagi doong. Setelah taxi datang tepat jam 5 pagi (pake acara nyasar segala tuh), kita berangkat deh ke Stasiun Gambir. Divya masih tidur pulas. Masih pake piyama dan digendong Ibun.

Divya baru kebangun waktu sudah sampai di Stasiun Gambir menunggu kereta api Cirebon Ekspress datang. Keretanya rada terlambat 15 menit sampai di Gambir.


Divya di Stasiun Gambir

Duh, gerbongnya banyak nyamuknya. iih, sebel. Ibun cepet-cepet memakaikan lotion anti nyamuk ke Divya (dari ujung rambut sampe ujung kaki deh. lengkap.). Sepanjang jalan, Divya dan Ayah tidur lagi. Ibun, seperti biasa kalo sudah melek susah untuk tidur.

Setibanya di Cirebon, kita sudah dijemput oleh mobil kantornya Ayah. Mampir dulu ke rumah Eyang Pa dan Eyang Ma untuk drop Ibun dan Divya.

Waktu sampai depan pagar, Om Riva (adik Ibun) terheran-heran lihat ada mobil yang tidak di kenal berhenti depan rumah. Dia pun terkaget-kaget waktu melihat siapa yang turun. Sambil berteriak senang, Om Riva memanggil Eyang Pa dan Eyang Ma.

Yang didalam rumah pun tak kalah bingung. Eyang Ma sampai tidak bisa berkata-kata waktu lihat Ibun menggendong Divya ada di depannya. Apalagi Eyang Pa, yang ada malah melongo.

Bikin surprisenya berhasil! hehehehehe


Divya ngantuk lagi waktu kereta sudah jalan

Friday, August 14, 2009

Car seat & kursi makan

Sebenarnya kami sudah dapat pinjeman car seat dari kakak iparku. Tapi, rupanya pengertian car seat mereka dengan kami itu berbeda ya?? Car seat yang mereka punya adalah tempat untuk mendudukan bayi di dalam ruangan. Karenanya tali pengamannya pun hanya dikaitkan diantara pinggang dan pahanya saja. Tidak ada yang menjaga badannya. Yah, namanya juga dapat dikasih pinjam, kami sudah beruntung sekali bisa dipinjamkan.

Tapi, Divya nolak untuk duduk manis di car seat itu. Bantalan untuk badannya pun terpaksa kami beri tambahan agar lebih empuk. Tidak aneh kalau Divya menolak, aku aja kalau disuruh duduk lama-lama disitu pasti tidak enak.

Jadi untuk beberapa kali kita bepergian, aku duduk di depan sambil memakai kain gendongan dan juga seat belt. Terus terang aku tidak suka tapi Divya rewel terus, kasihan lihat dia menangis karena tempat duduknya tidak nyaman.

Setelah berunding dengan suami, kok kita rasanya tidak adil banget ya ama Divya. Kita bisa duduk di tempat duduk empuk sedangkan dia harus duduk di kursinya yang keras itu. Akhirnya, setelah hitung-hitung dana yang ada, hanya cukup untuk car seat bekas dibawah Rp. 1 juta.

Maka, aku dan suami 'berburu' car seat bekas secara online. Oiya, sebelumnya kami berminat untuk menyewa saja, lagipula sekarang ini banyak tempat penyewaan perlengkapan bayi. Tapi sayang, stok mereka sudah ludes di sewa orang.

Setelah kami mengumpulkan beberapa referensi dan juga melihat-lihat harga yang cocok serta kualitas barangnya lewat foto yang dipasang, rencananya kami akan mendatangi tempat yang menjual car seat bekas tersebut untuk melihat langsung kondisinya.

Suatu hari sebelum kami datang ke tempat penjual car seat bekas tersebut, aku iseng-iseng chatting dengan temanku, Siska. Maklum, namanya ibu-ibu obrolannya ya seputar anak dan aku utarakan kalau aku sedang mencari car seat bekas, siapa tahu Siska punya referensi. Eeehh..malah ujung-ujungnya dia menawarkan car seat bekas anaknya!

Ini namanya pucuk dicinta ulam tiba!

Anaknya Siska, Sebastian atau Tian, kini sudah berusia 4 tahun. Menurut cerita dari Siska, Tian hanya sebentar menggunakan car seat tersebut karena Tian termasuk anak yang aktif. Sehingga orang tuanya tidak berani mendudukkannya di car seat. Lalu, Siska menanyakan apakah kami sudah punya kursi makan? Wah, belum juga. Rencananya akan bertahap kami mencarinya. Karena keterbatasan dana lagipula kursi makan harganya juga lumayan. Jadi selama ini Divya duduk di strollernya kalau waktunya makan. Tidak aneh kalau strollernya jadi kottoooor banget.

Ujung-ujungnya Siska malah menawarkan kursi makan bekas Tian. Kursi makan bayi ini bisa diikatkan dikursi makan. Wah...keren. Aku belum pernah lihat sebelumnya *hihi.. maklum ibu baru jadi pengetahuannya masih terbatas*

Dan pada hari minggu, 8 Agustus 2009, kami bertiga datang ke rumah Siska untuk mengambil barang yang dipinjamkan. Ah senang sekali.

Setelah kembali, car seat dan kursi makan segera dibersihkan. Divya langsung mencoba duduk untuk makan di kursi barunya dan habis 1 keping biskuit! Tentu saja dengan belepotan dan berantakan tapi Divya duduk dan makan sendiri.

Sedangkan car seat, pertama kalinya Divya mau duduk diam dan menikmati pemandangan lewat jendela dan tidak lama kemudian tertidur pulas.... aaahhh senangnya.

Untuk Siska dan kak Tian, terima kasih ya Divya sudah boleh pinjam Car Seat dan Kursi Makannya. Akan dijaga sebaik-baiknya

Thursday, August 6, 2009

Kamera Rusak

Buat yang baca blognya Divya. Maaf ya, kamera poket yang biasanya setia mengabadikan Divya sedang rusak.

Jadi Divya di foto dengan menggunakan kamera HP. Hasilnya pun seadanya.

Semoga cepat bisa diperbaiki kamera poket andalan ibun yaaa..

Monday, August 3, 2009

(curhat colongan) nyari tambahan

Di posting sebelumnya, tentang salah kostum, aku yang penampilannya jadi berantakan setelah berhenti bekerja dan full jadi ibu rumah tangga. Seragam sehari-hari, celana selutut & kemeja, poni di jepit dan rambut di 'untel-untel'. Kalau dilihat-lihat, antara belum dan sudah mandi tidak kelihatan. Sama-sama kucelnya. Namanya juga dirumah.. itu selalu 'pembenaran' yang aku pakai untuk hal ini.

Selain itu, sejak aku berhenti bekerja untuk total mengurus Divya. Otomatis pemasukan keluarga kami hanya berasal dari gaji suami. Bukannya aku mengeluh atas penghasilan suamiku, bukaan banget. Aku hanya ingin memberikan gambaran bahwa kehidupan dari dua sumber kini hanya bergantung dari satu sumber, itu amat mengejutkan. Terutama untuk aku.

Sudah hampir 1,5 tahun aku berhenti bekerja. Selamat itu pula aku berusaha untuk mencari pekerjaan sebagai freelance. Sayangnya, aku belum beruntung. Pengalamanku bekerja selama 12 tahun di berbagai bidang, dan beberapa tahun terakhir sebagai Internal & Corporate Communication ternyata belum dapat membantuku untuk mendapatkan penghasilan dari rumah (bekerja sebagai freelancer).

Beberapa perusahaan malah menawariku untuk bekerja full time. Dengan berat hati aku harus menolak beberapa tawaran perusahan multi nasional dan juga dari head hunter tersebut. Karena aku ingin merawat Divya sendiri.

Aku mencari pekerjaan yang bisa aku lakukan dirumah sambil merawat Divya. Pekerjaan yang tanpa harus meninggalkan Divya berangkat sejak subuh dan pulang tengah malam. Pekerjaan yang bisa membantu keuangan keluarga dan dapat menambah tabungan bagi pendidikan Divya dan kehidupan kami di hari tua.

It sounds too good to be true, right? Tapi aku yakin pekerjaan itu ada. Hanya saja saat ini belum ketemu.

Yang pasti harus terus semangaaatt...

(curhat colongan) I'm in fashion disaster...

Hari ini ada undangan pernikahan salah satu saudara sepupunya suami. Sudah pastinya kami harus datang. Informasi ini sudah diberitahukan sejak 2 bulan yang lalu. Dan aku baru 'ngeh' kalau acaranya sudah dekat .. ya baru kemaren. Karena ibu mertua dan saudara iparku sibuk memilih baju untuk ke acara tersebut. Aku sih masih tenang-tenang saja, sok yakin baju pestaku itu muat.

Tapi kok feelingku rasanya gak tenang ya... makanya aku tadi pagi mencoba baju yang akan aku pakai di undangan pernikahan tadi malam. Berhubung acaranya di Gedung Arsip, aku ingin memakai yang ada unsur tradisionalnya deh. Di kepalaku mulai memadu padan baju yang akan aku pakai... pakai kebaya encim dan kain batik motif pesisir pasti lucu juga..

Lalu aku coba kebaya encimnya dan....... Astaga! kekecilan dibagian dada. Wadoh, bagaimana ini?? Ternyata badanku belum kembali ke asal (sebelum hamil beratku 47kg dan setelah melahirkan beratku 'stuck' di 52kg). Aku masih usaha untuk pasang kancing cepret agar bagian dada tidak terlalu terbuka. Hasilnya, kurang oke. Usaha selanjutnya bongkar lemari dan berusaha mencari baju atasan warna putih yang pas dan pantas untuk ke pesta.

Aha! aku berhasil menemukannya. Walaupun memang harus tahan nafas dalaaaaaaaaaaaaaaaam banget agar bisa ditutup ristletingnya. Hmmmpfff... berhasil.

Waktunya aku harus mandikan Divya untuk siap-siap. Astaga... si cantik Divya tidur dengan pulasnya. Trus gimana doong? Otakku rasanya berhenti tidak bisa berfikir. Ah iya, suamiku janji kalau dia yang akan mandikan Divya, jadi aku bisa dandan dengan tenang.

Jam sudah menunjukkan waktu 16.11 dan suamiku belum juga kembali dari acara reunian dengan teman-teman SMA-nya dulu. Gimana ini? Ya sudah kalau begitu, aku segera mandi dan dandan, mumpung Divya masih tidur. Pas aku selesai mandi, Divya terbangun, oke kalau gitu mandikan Divya dulu baru aku dandan. Aku sudah mulai kesal karena sebelumnya suami yang janji akan pulang cepat tapi nyatanya. Ah sudahlah, lebih baik aku kerjakan sendiri daripada uring-uringan.

Ditengah-tengah aku memandikan Divya, suamiku pulang. Dia sempat menaikkan alis melihat aku belum dandan sama sekali. Akhirnya aku disuruh segera dandan dan suamiku yang ambil alih memandikan Divya. Ok..

Weleh.. waktu kok cepet banget sih berjalannya???
Kami sudah diwanti-wanti untuk berangkat lebih cepat. Nyatanya tidak bisa. Aku terpekik dan mulai senewen karena baju yang aku pakai jadinya ketat, akibatnya kain batik pesisir yang aku pakai dengan stagen jadi aneh, melendung di bagian depan, samping dan belakang, intinyaberantakan keliatannya. Bukan salah di kain dan stagennya tapi bajunya yang jadi aneh karena terlalu pas dibadan.

Aku benar-benar kehabisan ide. Akhirnya, kain songket yang sudah dijahit jadi rok milik kakak iparku aku sambar (padahal rok songket itu kebesaran, aku jadi pakai ikat pinggang agar tidak merosot). Padahal warnanya amat sangat tidak matching dengan aksesoris yang aku pakai malam tadi.

Pasti bertanya-tanya seberapa parahnya pakaianku malam tadi? oke... ini dia..
  • kemeja putih berenda
  • kain songket merah
  • tas vintage bermotif warna coklat
  • kalung etnic dengan batu warna hijau
  • sepatu wedges hitam dengan hak wedges warna krem

Aku jadi teringat waktu aku masih bekerja dan belum menikah, aku sempat heran kalau melihat ibu-ibu yang salah kostum sedangkan anak dan suaminya serasi berpakaian. Rasanya gemes aja gitu, kok ya keliatannya berantakan sekali. Oh.. ternyata aku sudah termasuk dalam golongan ibu-ibu tadi *sigh*

Dan, aku pun tidak bisa tidur. Sekarang sudah jam 2.30 pagi.

Aku mulai membuat daftar apa saja yang harus aku perbaiki:
  • Kesalahan pakai baju adalah gambaran diriku yang tidak lagi memperhatikan dan merawat diriku. Semuanya untuk anak dan suami. Padahal seharusnya aku pun memperhatian penampilan dan merawat diri sehingga anak dan suami ku senang melihatnya.
  • Mulai lagi untuk menata diri dengan jadwal yang lebih teratur. Sejak tidak bekerja, semua jadwal jadi amburadul (baca:tidak ada jadwal lagi, semua seenaknya).
  • Cukup hanya kejadian ini yang terakhir masalah salah kostum. Titik.

Intinya, aku tidak mau lagi pergi ke acara resmi atau acara kumpul-kumpul tapi aku salah kostum dan berantakan. Aku harus lebih bisa menghargai dan merawat diriku.

Aku bisa!


Sunday, August 2, 2009

Friday, July 31, 2009

Ganti Background

Halo semua...

Setelah cukup lama menggunakan background yang sama. Kok lama-lama bosan juga ya ngeliatnya..

Akhirnya setelah browsing sana-sini, dapatlah background ini.

Aku suka gambarnya, amat berwarna. Tapi, kurang suka ukuran font-nya. Berhubung aku nemunya sudah tengah malam (kebetulan Divya sudah tidur pulas) jadi aku belum sempat utak-atik untuk mengganti ukuran font menjadi lebih kecil.

Baru kali ini menggunakan template dengan 3 kolom..

Dibenerinnya besok lagi aaah.. sekarang mau scrapbooking dulu

Selamat malam semuaaaa

Sunday, July 26, 2009

2nd Creation using CS4

Ini dia kreasiku pakai CS4. Perlu banyak waktu dan kesabaran.......

Thursday, July 23, 2009

Di opname di rumah sakit. Yikes!

Sejak hari Sabtu, 18 Juli 2009, Divya sudah demam. Diukur suhu tubuhnya dan hasilnya 38 C. Langsung di bawa ke dokter, tapi Divya kok masih "motah" (pecicilan-bhs.sunda). Waktu sampai di Klinik Anakku, suhu tubuhnya sudah sedikit menurun menjadi 37.5 C

Kebetulan Dokter Irawan Mangunatmadja, salah satu dokter langganan Divya sedang praktek hari itu. Setelah diperiksa, Divya tidak ada radang di tenggorokannya, awalnya aku menduga dia demam karena radang tenggorokan karena Divya sempat terdengar batuk dan meler (keluar ingus).

Divya di beri obat puyer untuk batuk & pilek ditambah puyer untuk demam jika diatas 37.5 C, untuk demam dibawah 37.5 C di beri Praxion syrup. Kami lalui long week-end dengan siaga, karena demam Divya tidak turun dibawah 37.5 C. Setelah tengah malam Divya masih demam tinggi dan obat puyer untuk demam, rupanya tidak mempan, kami pergi ke dokter umum 24 jam. Dari sana, Divya diberikan Amoxan (antibiotik) dan Cohistan (untuk batuk & pileknya)

Hari senin tengah malam, Divya muntah-muntah dan siangnya pup mencret beberapa kali. Akhirnya kami putuskan untuk segera ke UGD RS Puri Cinere, karena suhu tubuh sudah 38 C dan tidak turun juga.

Di UGD, Divya diberi Proris lewat anus karena suhu tubuhnya sudah mencapai 38.5 C, nyaris 40 C. Aku sih takutnya Divya kejang, karena bayi kalo demam kelewat tinggi bisa berakibat kejang. Setelah diberi Proris, demam Divya berkurang tapi karena ada mencret, dokter jaga di UGD segera menghubungi dokter Irawan.

Divya diputuskan untuk dirawat malam itu juga. Contoh darah diambil sewaktu akan dipasang selang infus. Ayah Aryo yang ketakutan setengah mati dan super senewen. Aku yang pegangi Divya yang sudah terkantuk-kantuk dan menangis sewaktu dipasang selang infus. Miris memang melihat tangan mungilnya harus dimasuki jarum untuk infus. *Sigh*

Kami cukup lama menunggu Ayah Aryo untuk daftar mendapatkan kamar. Malam itu di UGD rameeeeeeeeeeeeee sekali. Rasanya baru kali ini melihat UGD begitu penuhnya. Akhirnya pas di tengah malam Divya masuk ke kamarnya. Sampai di sana, Divya pup lagi dan mencret. Contoh pup diambil untuk di analisa. Oiya, mencret disini fecesnya berupa cairan.

Karena Divya memang tidak mau makan, hanya mau ASI, jadi aku yang mendapat jatah makanan rumah sakit. Baru kali ini makanan rumah sakit ada rasanya biasanya hiiiyy hambar hehehe

Hasil laboratorium atas contoh darah dan feces Divya, untuk darah semuanya bagus dan untuk feces, didalamnya terdapat spora! astagaaa.. setahuku yang namanya spora itu kan adanya di tanaman suplir ya?? ternyata spora disini adalah jamur. Jadi, demam itu timbul karena adanya Infeksi di Saluran Pencernaan.

Padahal Divya selama ini full ASI, wadoh.. berarti ASI-ku gak bagus?? sempat 'down' rasanya. Lalu, dokter Irawan memberitahu bukan karena ASI tidak bagus, tetapi di umur Divya yang senang menjelajah kemana-mana, sering kali tangannya langsung dimasukkan dalam mulut.

Hwadoh... aku benar-benar kecolongan. Padahal setiap aku melihat dia merangkak kemana-mana, setelah itu tangannya pasti aku lap pakai tissue basah khusus bayi. Sekali lagi dokternya bilang, bayi itu lebih cepat dan lebih pintar, bisa jadi benda apa pun akan dia coba masukkan dalam mulutnya.

Demam Divya dihari pertama dan kedua masih tinggi berkisar 37.5 C - 38 C. Dipantau terus menerus oleh dokter dan perawat yang setiap 2 jam memeriksa suhu tubuh. Dan sewaktu 38 C, maka Divya dibangunkan untuk diberikan Tempra.

Obat yang diberikan adalah
  • Septrim (antibiotik untuk bayi yang terkena masalah perut),
  • Candistin drop (untuk membunuh spora yang ada di saluran pencernaan),
  • Mycoz salep (untuk bagian anus yang lecet karena terlalu banyak mencret),
  • Breathy drop (Divya sempet mampet karena ada pileknya).

Waktu hari ke tiga dan ke empat, Divya sudah tidak demam lagi. Suhu tubuhnya sudah normal berkisar 35 C - 36 C. Dan tidak betah berada didalam kamar, jadihlah berjalan2 di lorong rumah sakit dan disana banyak bayi dan batita yang sudah merasa sehat melakukan hal yang sama. Memang beda kalau di bagian bayi dan anak2 ini, pasien dibolehkan tidur sepuasnya, coba kalau pasien dewasa, pasti sudah dibangunkan berkali-kali hihihi.

Pada tanggal 23 Juli 2009, Divya dinyatakan sehat dan boleh pulang. Dokter Irawan memberitahukan untuk tidak perlu khawatir kalau Divya masih kecepirit, itu tandanya tubuhnya sedang mengeluarkan spora yang ada. Divya boleh pulang hari ini ... ah senangnya!!!

Hikmah dari semua ini :
  • Suami tertular menjadi Clean Freak (padahal sebelumnya dia sering mengejek aku sbg seorang clean freak dan rupanya dia terganggu dengan hal itu, tapi sekarang bedaaaa ...)
  • Belek di mata kiri Divya yang sering menganggunya, hilang.
  • Sudah mau makan biskuit marie (yang khusus bayi)
  • Mau minum air putih dari gelas dot-nya

Alhamdulillah... dibalik ujian memang ada hikmahnya...



Friday, July 17, 2009

Divya - 8 bulan 2 minggu

My first creation using PS CS4.

Monday, July 13, 2009

Gimana ya supaya bayi mau makan???

Sewaktu bayi saya menginjak 6 bulan, saya mulai memberinya MPASI (makanan pendamping ASI). Dimulai dari beras merah. Di minggu pertama, bayi saya mau menerimanya. Tapi… di minggu-minggu berikutnya, bayi saya menolak untuk makan!

Semua makanan untuk bayi, dari yang di olah sendiri sampai yang instant yang banyak didapat di supermarket saya beli untuk diberikan kepada bayi saya. Siapa tahu bayi saya mau dengan rasa lainnya.

Hasilnya NOL besar.

Setiap harinya, selalu ada tangisan dan teriakan di jam makan. Sedih sekali. Karena bayi saya ini selalu berusaha untuk memuntahkan yang ada di mulutnya.

Begitupun dengan buah, saya berikan jus buah yang saya peras atau blender sendiri (jeruk, pepaya). Biarpun cair, bukan berarti lebih mudah untuk saya menyuapkan pada bayi saya.Kenapa disuapin? karena bayi saya tidak mau minum dari gelas/dot.

Oiya, saya sudah mencoba untuk membersihkan gigi dan juga lidah bayi saya dari sisa susu. Tapi, biarpun begitu, tetap saja bayi saya menolak untuk makan.

Sampai hari ini, bayi saya sudah 8 bulan 2 minggu. Acara makan masih menjadi acara penuh teriakan, dan tangisan.. bahkan terkadang kalau berhasil, bayi saya akan memuntahkan semua makanan yang berhasil masuk ke dalam mulutnya.

Saya amat sedih dengan kondisi ini. Saya tidak ingin hal ini terus berlanjut, karenanya saya minta saran dari para ibu yang membaca blog ini… Tolooong!

note: usia bayi saya disaat saya buat blog ini, 8 bulan 2 minggu berat 8195 gram, hanya mau ASI.

dan ini tampang si bayi yang menolak makan


Friday, July 10, 2009

E.A.T


Yes. I had to spell it out loud for baby Divya. Another unpleasant activities for her and also for me
pucca_love_16

E.A.T.
Such a powerful word for my baby, she really don't like it. Only in the first week, when I introduced her to her first meal, she really love it. After that, was a nightmare.

Every time I put her on her bib and saw her plates and spoons, she starts restless. Refuse to open her little mouth and cry out loud if I manage to put a teeny weeny food in her mouth.
pucca_love_13

Tried to give her variety of baby food. Biscuits, Brown Rice, Fruits, Vegetables...

I was so concerned about it since she didn't like to chew and -under pressure- to swallow her food. What an experience!

I'm so pity for her since she just want to drink milk (breastfeeding). She's 8 months already and doesn't like to eat. She has to learn how to chew and swallow food, that's the point!

So far, she's not underweight. 8195 grams. Not bad for baby who doesn't like to eat.

Again, my lovely Divya, please help your mother. Try to chew and swallow some food not just drink milk, pleasseeeee....

p.s. : Calling for help for mothers out there.. Help!


Thursday, July 9, 2009

Tuesday, June 30, 2009

Ulang Bulan ke-8

Pas ulang bulan ke-8, Divya ikutan jalan-jalan ke Bandung.. Hihihi senangnya.

pucca_love_17

Friday, June 12, 2009

duduk, merangkak, dll

12 Juni 2009

Siang ini Divya sudah bisa duduk sendiri tanpa dibantu. Tentu saja dengan 'penjagaan' bantal+guling yang banyak di sekelilingnya. Tiba-tiba Divya membalikkan badannya, tengkurap lalu ke posisi mengangkat pantat dan kakinya kemudian ..Pluk.. Divya duduk!
pucca_love_10

Horeeeeeeeeeeeeeeee....

Bukan hanya itu, Divya mulai belajar untuk rambatan. Dengan menyangga seluruh tubuhnya di dinding lalu berusaha untuk berdiri..

Wah wah wah...

Kalau urusan merangkak, Divya sudah bisa cepat bangeet.

Ah senangnya

Wednesday, June 3, 2009

Gigi kedua dan tambah pinter

Sebelum berangkat ke Cirebon, sudah muncul gigi pertama. Gigi kedua sudah mulai terlihat dan sekarang gigi kedua sudah muncul...
pucca_love_04

Sekarang gigi Divya sudah ada Dua! Dua gigi seri bawah didepan hihihi.. Lucu sekali.

Tapi, kalau lagi menyusui aku yang sering berteriak kesakitan karena Divya suka menggigit pucca_love_14Divya suka lupa kalau sudah merasa giginya gatal. Yah, namanya juga resiko.

Selain itu kepintaran lainnya,
  • Sudah bisa dalam posisi merangkak dan bergerak maju.. Horee akhirnya maju juga! Karena kalau Divya tidur tengkurap, dia bukannya bergerak maju malah bergerak mundur.. weleh weleh...
  • Sedang senang mengeluarkan geraman. Iya, benar, Divya baru bisa mengeluarkan suara seperti menggeram. Ini adalah suara selain teriakannya yang melengking dahsyat itu.
  • Divya sudah lebih berekspresi, dia memonyongkan mulutnya hingga lancip seperti mulut bebek dan mulai mengeluarkan bahasa bayinya. Ah, si Cantik sudah ingin ikutan ngobrol dengan ibun ya Nak?
  • Oiya, selain itu, jika ingin bergerak mengambil benda yang diinginkan, Divya menggelindingkan badannya ke arah benda tersebut. Aku harus selalu siaga dengan barikade bantal dan guling yang menumpuk. Wah, kalau gini, berarti Divya sudah harus dimasukkan dalam boks supaya dia gak celaka.

Tapi, ada juga yang belum ada progresnya
  • Makannya masih susaaaaaaaaaaah banget. Setelah diamati, ternyata Divya itu malas untuk mengunyah. Di Cirebon, Mamahku mencobakan beberapa rasa ke Divya tapi hasilnya ya itu tadi Divya mengunci mulutnya rapat-rapat. Kalaupun berhasil masuk, dia akan berusaha mengeluarkan makanan di mulutnya dengan mencoba memuntahkannya. *hiks* sedih.
  • Badannya tidak sekencang sewaktu sebelum ke Cirebon. Kata orang tuaku, karena di Cirebon, Divya amat sangat lincah tidak aneh jika dia akan sedikit mengurus. Toh, napsu menyusu ASI masih sangat besar.

Wednesday, May 27, 2009

Ulang Bulan ke 7

Hari ini Divya ulang bulan yang ke 7!

Gigi seri bagian depan bawah sudah tumbuh 2 buah.. makin 'cerewet' dengan bahasa bayi-nya.
Jika dipanggil namanya akan menengok dengan cepat kemudian tersenyum lebar.
Semakin senang memasukkan segala yang bisa dipegang ke dalam mulutnya, termasuk jari-jari kakinya! hahahaha ..

Duduknya sudah tegak dan sudah ancang-ancang ingin merangkak, tapi kemudian kembali tengkurap. Jika tengkurap bukannya mendorong maju malahan semakin mundur.

Thursday, May 21, 2009

Divya ke Cirebon

Divya jalan-jalan ke Cirebon. Pertama kalinya naik Kereta Api. Divya pinter banget, gak rewel sama sekali. Bahkan dengan santainya Divya malah pup hahahahahaha

Di perjalanan, Divya tidur waktu dipangku Ayah. Jadi Ayah & Anak sama-sama tidur.

Perjalanan 3,5 jam tidak terasa karena Divya santai banget. Padahal AC di Kereta Api jadi tidak kerasa karena pintu antar gerbong dibuka lebar-lebar oleh orang yang tidak kebagian tempat duduk. Huh... mereka egois banget ya.

Sesampainya di Cirebon, Eyang Ma & Eyang Pa sudah menunggu di stasiun untuk menjemput Divya. Sama seperti kakek-nenek lainnya yang semangat menyambut kedatangan sang cucu.

Rencananya Divya dan Ibun akan tinggal di Cirebon selama 2 minggu. Kata Ayah, saatnya Ibun bisa santai sedikit karena di Cirebon banyak yang bantu ngejagain Divya. Terima kasih, Ayah sayang...

Wednesday, May 20, 2009

Photo Effects. Two Ads On The Building

Kata Divya: kaki ibun keselo

Yup! sukses keseleo nih dengkul kiriku.

Gara-garanya, Divya merengek minta digendong. Seharusnya aku berdiri dulu baru mengangkat Divya. Kejadiannya justru sebaliknya, aku gendong Divya dulu baru aku bangun untuk berdiri. Mungkin salah posisi berdiri atau apalah, dengkulku salah arah (haahahahaha pucca_love_10)

Hwadooh.. nyeri banget!

Sambil terpincang-pincang, aku gendong Divya dan aku taruh di strollernya. Buru-buru aku pakaikan Salonpas cair untuk mengurangi rasa sakitnya. Lumayan sih. Tapi gak sembuh. Sampai malam aku masih berjalan rada terpincang-pincang. Mertuaku memberikan Voltaren. Wah, lumayan senut-senutnya berkurang.

Waktu aku naik-turun tangga, samar2 aku mendengar suara 'kletek kletek' dari dengkulku yang keseleo itu... wadooh, ini keseleo atau osteoporosis ya?????pika16

Tuesday, May 19, 2009

kata Divya: uhuk uhuk orang tuaku Batuk!

Aku dan suamiku sudah beberapa hari belakangan ini terbatuk-batuk. Kalau aku batuk kering, tenggorokan rasanya kering dan sakit rasanya, batuk seperti ini reaksi alergiku tapi gak yakin juga karena aku sempat ngobrol dekat dengan kakak iparku yang sedang batuk+pilek. Sedangkan suamiku batuk berdahak, kalau dia katanya tertular di kantor yang mayoritas sedang batuk+pilek pucca_love_13

Aku khawatir kalau Divya tertular, setiap menyusui aku tutupi mulut dan hidungku. Tapi, Divya malah menarik-narik penutup mulut tsb. Setelah aku buka, dia menyusu dengan tenang. Cuman aku yg nahan supaya gak batuk ... Upf, berat loooh pucca_love_15

Setiap kali aku batuk, selalu aku menjauh dari Divya dan ini yang buat Divya sering terheran-heran. Kemarin, aku sedang bermain dengan Divya, melatih dia supaya mengambil benda, tiba-tiba tenggorokanku gatal dan aku segera berlari keluar kamar. Mungkin karena gerakanku mengagetkan, Divya menangis dan teriak.... pucca_love_14


Ah.. betapa gak enaknya kalau sakit...

Monday, May 18, 2009

Gigi pertama

Baru keliatan sedikiit, tapi kalo diraba sudah keras. Gigi bawah depan sebelah kiri yang mulai keliatan..

Belakangan ini aku dan Divya suka 'ribut' bukan berantem loooh tapi kalo Divya lagi minum ASI terus kerasa gatel karena tumbuh gigi, jadilah aku korbannya. Aku digigit... wadoohh! sakiiit bangetpucca_love_13

Oiya, aku perhatikan, teether yang aku belikan sepertinya kurang cocok deh (bentuk bebek dan bentuk kunci), karena Divya cenderung memasukkan teether tsb dalam-dalam daan hasilnya Divya muntah pucca_love_12

Selamat datang gigi pertama!

Wednesday, May 13, 2009

Susah makan

Setelah 1 minggu Divya lancar dan lahap makannya, minggu berikutnya Divya malah gak mau makan.

Banyak akal deh dari yang nutup mulut rapat-rapat sampai berusaha ngeluarin isi makanan di mulutnya. Wah.. acara makan jadi rame dan seru deh..

Awalnya aku dan suamiku kira kalau Divya gak suka dengan rasa bubur yang kita kasih. Karena kita sudah mencoba dengan rasa lain seperti pisang susu, sari buah. Yang selama ini Divya mau kompromi makan hanya beras merah.

Bahkan biskuit Farley pun ikutan di "black list" sama Divya. 

Kemarin, 12 Mei 2009,  aku coba lemotin biskuit farley yang aku beri sedikit air ke mulutnya dan berhasil !! woo hooo!!... seneng banget deh. Biarpun hanya setengah biskuit tapi itu sudah lumayan banget.

Nah, hari ini, 13 Mei 2009, aku coba nyuapin Divya dengan bubur susu yang ada. Aku sengaja pilih yang rasa sari buah (ini yang Divya gak suka). Takarannya bubur susu hanya diberi air sedikit jadi tidak terlalu cair. Pelan tapi pasti Divya yang aku pancing sambil nonton film kesukaannya akhirnya bisa habis juga...

Waahh seneeeng sekali...

Semoga saja besok, lusa dan seterusnya Divya gak mogok makan lagi yaaa..


Friday, May 8, 2009

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails