Thursday, October 28, 2010

Terapi Sensori Integrasi ke- 2

28 Oktober 2010

Hari ini dicoba untuk ditinggal di ruang terapi hanya dengan Tante Ais-si terapis. Karena terakhir di terapi Divya tiap kali gak mau ngelakuin instruksi yg diberikan oleh tante ais, langsung lari ke ibun dan nangis meraung-raung.

Gak ada penyiksaan.
Gak ada kekerasan.

Hanya rasa ego Divya sedang didobrak supaya mau mengikuti instruksi yang diberikan. Jadi, bukannya seenaknya sendiri.

Ibun dan Ayah bisa lihat sesi terapi dari ruang sebelah yang dipasangi kaca 1 arah. Jadi, kalo dari ruang terapi keliatannya seperti lihat cermin.

Berulang kali, Divya berontak karena gak suka karena harus mengikuti perintah. Belum lagi kalo melakukan sesuatu pasti terburu-buru. Eye contact masih belum mau.

Masih sering kepecah perhatiannya karena dia lihat mainan yang lain padahal belum menyelesaikan mainan yang dia pegang.


PR untuk dirumah :
Melatih menunjuk anggota tubuh
Melatih untuk melakukan perintah sederhana : minta, ambil, tos, salam, dadah
Jalan tanpa alas kaki di tanah, rumput, aspal

Friday, October 15, 2010

Terapi_ Assessment Terapi Sensori Integrasi

Setelah bolak-balik telpon ke tempat terapi di Klinik Anakku, akhirnya Divya dapat jadwal tgl 13 Oktober 2010. Jam 12 siang. Di wanti-wanti untuk tidak telat (yup.. macetnya sekarang makin parah soalnya)

Kita berangkat dari Depok sekitar jam 9.30-an. Aku seneewwwwwwwwweeeenn banget.

Buku kesehatan, surat rujukan dari Dokter Anak, Buku tulis kosong, perlengkapan Divya sdh lengkap semua. Siaaap berangkat!

Sesampainya di sana, masih jam 10.45, biar kecepetan gpp deh daripada telat. Toh Divya masih bobo di carseatnya. Aku trus ke bagian pendaftaran daan eng-ing-eng.. nama Divya gak terdaftar. OH NO!!

Tapi aku yakin dan pasti karena pihak Klinik Anakku yang telpon aku kok. Trus aku kok lupa tanya siapa yg telpon aku. Untungnya, mbak yang di bagian pendaftaran buka buku agenda jadwal terapis daaann tertulis di sana dgn jelas namanya Divya untuk diterapi hari ini. Hanya saja orang yg nulis lupa kasih kabar ke si terapis. Yaaa.. sama aja boong! *ggggggggggggggrrrrrrrrr**

Mencoba sabar karena mbak Dewi (baru ketauan namanya) ngebantuin telponin si terapis. Untungnya si terapis OTW ke Klinik Anakku.

Akhirnya jadi deh Divya di assessment hari itu. Terus terang aku & suami deg-deg-an banget. Mau diapain sih Divya??

Untung terapisnya ngertiin banget kalo kita tegang banget karena denger kata terapi aja sudah bikin down...

Sambil si terapis observasi Divya dengan permainan, aku & suami diminta untuk mengisi kuesioner dan menjawab pertanyaan yang sesekali diajukan oleh si terapis itu.

Selama 1 jam Divya diajarkan untuk mau mengikuti instruksi dan menirukan. Karena melalui dua cara ini dia bisa belajar. Ternyata emang benar, Divya marah kalo disuruh yang bukan kehendaknya. Selama ini ternyata Divya ngelakuin "semau gue"..

Aku selama ini tuh sering bingung gimana caranya ngajarin sesuatu kepada Divya. Gimana supaya menarik perhatian Divya dan supaya Divya mau ngikutin/niruin.

Ok my dear Baby Divya, no more mr. nice guy..this is for your own good!

Monday, October 4, 2010

dan keputusannya adalah................

Setelah dikasih tenggang waktu oleh dokternya Divya untuk menstimulasi selama 1.5 bulan. Ternyata progres yang dialami oleh Divya tidak banyak, bisa dibilang segitu-gitu ajah.

Jadi, hari Sabtu 2 Okt 2010 ini, kita dateng lagi untuk kembali untuk Divya di observasi oleh Dokter Irawan. Setelah hampir setengah jam di observasi, yaitu : panggil nama, minta menyebutkan bagian di wajah, menyebutkan bagian tubuh, melakukan gerakan dadah-cium tangan-kiss bye.

Dari semuanya itu, sebenernya Divya sudah bisa tapi kalau sedang tidak mau, ya gak dilakuin. Jadi, aku sering ngerasa frustasi kenapa Divya gak mau ngikutin/menirukan??

Ternyata, hasil observasi Pak Dokter, Divya itu hanya mau komunikasi 1 arah alias komunikasi hanya mau dari dia bukan sebaliknya. Lha.. gimana mau belajar kalo hanya dari dia? Di tahap ini, dia proses belajarnya dengan menirukan kan???

Akhirnya, kami sebagai orang tuanya minta solusi apa yang harus dilakukan karena sudah habis akal untuk menstimulasi Divya. Bisa jadi kami, orang tuanya, salah memberikan stimulasi, iya kan??

Jadi, Pak Dokter memberikan rujukan untuk Divya di terapi Sensori Integrasi.

Heh?!! Apaan tuh???

Setelah di jelaskan adalah sbb:
Disfungsi sensori integrasi merupakan masalah dalam memproses sensasi yang menyebabkan kesulitan dalam kehidupan sehari-hari. Perilaku yang tampak pada anak adalah mereka memproses sensasi yang emreka terima dari lingkungan dan dari tubuhnya dengan cara yang tidak tepat, misalnya dengan mencari stimulasi yang berlebihan (contoh), menghindari sensori/stimulasi (contoh), atau masalah dalam merencanakan gerakan (contoh)

Dengan diberikan rujukan ke terapis yang nantinya akan memberikan terapi tsb kepada Divya. Untungnya di Klinik Anakku juga terdapat terapi tsb, hanya saja lokasinya bukan di Pondok Pinang tempat Divya biasa di periksa oleh Dokter Irawan. Tapi, di Cinere (seberang Cinere Mall)

Kami datang pada hari Senin, 4 Oktober 2010. Awalnya kami pikir, ah paling gak banyak anak yang di terapi. Ternyata salah besar. Jadwalnya penuh! Yikes...

Dengan membawa surat rujukan tsb, Divya ditaruh di jadwal waiting list. Apalagi untuk pertama kali harus di lakukan assessment dulu. Setelah itu baru pada pertemuan berikutnya akan dimulai terapi. Untungnya mbak yang atur jadwal ngebantuin banget. Dia coba hubungi semua terapisnya dan ternyata dapet jam 4 sore. Yaudah deh gpp...

Kami sih lebih suka dapat jadwal di pagi hari karena Divya masih fresh dan kalo sudah sore pasti sudah mulai rewel.

Jadilah, kami bertiga mampir ke rumah eyangnya Divya yang di daerah Pondok Labu sambil menunggu waktu akan di assessment. Divya gak mau tidur sama sekali karena asyik main dengan kakak sepupunya.

Gak kerasa sudah jam 15.30! yikkkkeees... telaaaattt... Buru2 deh berangkat daaann kena macet.

Nyampe di tempat terapi Klinik Anakku jam 16.30 aja gituu..uuuggghh! Gak nyangka kalo jam segitu tuh macet.

Jadinya Divya di waiting list lagi *sigh*

Sambil tanya sana-sini tempat terapi yang lebih deket rumah di daerah Depok dan juga harganya terjangkau ama kocek tentunya.

Setelah cari informasi ternyata hanya di Klinik Anakku saja yang kalo dihitung-hitung lebih reasonable. Apalagi terapisnya bisa langsung konsultasi dengan Dokter anak langgangannya Divya.

Sekarang saatnya untuk bolak-balik nge-cek apakah Divya sdh dapat jadwal belom ya???

Sunday, October 3, 2010

Aquadoodle


It's really-really fun! You don't have to worry if your child put the marker on their mouth since it's just a drinking water anyway..

I love this...

Unfortunately, my little Divya kept busy with it only appr. 10 minutes..


LinkWithin

Related Posts with Thumbnails