Tuesday, April 21, 2009

Divya rewel, ada apa dan kenapa?

Dalam 2 hari ini Divya rewel sekali. Tidak seperti hari-hari kemarin, tangisannya menjerit-jerit. Aku khawatir kalau ada semut yang menggigit atau dia merasakan sakit. Namun, setelah aku periksa bajunya, diapersnya, kaus kakinya, tidak ada apa-apa. Divya pun berulang kali menangis dengan menjerit-jerit. Hanya di pagi hari saja Divya tidak rewel, selebihnya... phuih! Aku dan Divya sama2 tidak mengerti keinginan satu sama lain. Bahkan 'senjata ampuh' (diberi ASI) tidak begitu berhasil.

Seringkali aku perhatikan, Divya sering kesal karena tidak bisa mengambil mainan yang ada di depannya, sengaja aku berikan agak sedikiit jauh dari jangkauan tangannya supaya dia mau berusaha menggapainya (Divya dalam posisi tengkurap). 

Jika sudah diberikan mainan tsb, Divya seringkali kesal karena tidak bisa memasukkan seluruh mainan tersebut ke dalam mulut.. ujung-ujungnya Divya menangis kesal sambil menjerit-jerit. Kalau sudah begitu, hanya satu hal yang bisa membuat Divya berhenti menangis yaitu Digendong!

Kelihatannya Divya tergolong bayi yang emosional. Sounds familiar.. hhhmmm... Yup, benar sekali karena aku tipe yang emosional dan berapi-api. Berbeda dengan suamiku yang tenang dan pendiam. Aku sempat 'mati gaya' tidak tahu lagi harus bagaimana. Akhirnya aku mencari bantuan ke Mr. Google dan aku dapat beberapa tipsnya.

Salah satunya dibawah ini



menangani bayi yang memiliki karakter sulit memang perlu kesabaran ekstra. Ada beberapa trik untuk menghadapinya. Namun pada intinya cara-cara ini adalah untuk memenuhi kebutuhan emosinya, kenyamanan dan keamanannya. 
1. Berikan pelukan dan belaian sayang.
Namun, cermati dulu penyebab tangis sang bayi. Bila ia menangis lantaran popoknya yang basah, ia tentu tidak perlu pelukan. Yang ia butuhkan adalah kita mengganti popok basah tersebut dengan popok kering. Nah, bila ia menangis lantaran bosan atau mengantuk, pelukan dan belaian sayang mampu menimbulkan rasa aman dan nyaman padanya. Dengan kata lain, pelukan dan belaian memang dibutuhkan bayi.

 2. Lebih peka akan kebutuhan bayi.
Orangtua hendaknya lebih peka akan kebutuhan bayi. Perhatian yang tulus dan pemahaman kita akan kebutuhan bayi, akan mampu mengendalikan emosi bayi agar tidak berlebihan. Bila kebutuhannya telah terpenuhi, niscaya bayi akan menjadi lebih tenang. 

3. Mengalihkan perhatian.
Ketika bayi sedang meledak-ledak emosinya, cobalah untuk mengalihkan perhatian. Umpama, dengan mengajaknya melakukan aktivitas yang dapat menarik perhatiannya, mengajak bayi bermain umumnya akan berhasil merebut perhatiannya. Bila emosinya sudah mereda, berikan pelukan sayang yang menenangkan hatinya. 

4. Bermain cermin.
Permainan ini dapat dikenalkan pada bayi usia 6 bulan ke atas. Melalui permainan ini bayi dapat mengenal beragam emosi. Seperti tertawa, menangis, marah, dan lainnya. Perlihatkan beragam mimik tersebut padanya dan sampaikan bahwa ia tak perlu berteriak-teriak atau menangis dengan meronta-ronta (tunjukkan wajah yang tengah seperti orang menangis kejer) karena itu tidak baik. 

5. Membaca buku atau mendongeng.
Melalui dongeng, setidaknya kita dapat menyampaikan pesan moral yang dapat terekam dalam memorinya. Pilihkan tema tentang perilaku yang baik dan tidak baik. Contoh, si Srigala yang suka berteriak-teriak sehingga dijauhi teman-temannya. 

Utami Sri Rahayu. Ilustrasi Pugoeh
Narasumber: 
Dewi Romadhona, 
psikolog dari Bina Potensi Anak Indonesia (BPAI)

 

2 comments:

Unknown said...

Coba raba gusi nya deh, kalo ada rasa kasar2 siapa tau Divya rewel karena mau tumbuh gigi?

risca said...

Wah, terima kasih tipsnya...

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails