Monday, August 3, 2009

(curhat colongan) I'm in fashion disaster...

Hari ini ada undangan pernikahan salah satu saudara sepupunya suami. Sudah pastinya kami harus datang. Informasi ini sudah diberitahukan sejak 2 bulan yang lalu. Dan aku baru 'ngeh' kalau acaranya sudah dekat .. ya baru kemaren. Karena ibu mertua dan saudara iparku sibuk memilih baju untuk ke acara tersebut. Aku sih masih tenang-tenang saja, sok yakin baju pestaku itu muat.

Tapi kok feelingku rasanya gak tenang ya... makanya aku tadi pagi mencoba baju yang akan aku pakai di undangan pernikahan tadi malam. Berhubung acaranya di Gedung Arsip, aku ingin memakai yang ada unsur tradisionalnya deh. Di kepalaku mulai memadu padan baju yang akan aku pakai... pakai kebaya encim dan kain batik motif pesisir pasti lucu juga..

Lalu aku coba kebaya encimnya dan....... Astaga! kekecilan dibagian dada. Wadoh, bagaimana ini?? Ternyata badanku belum kembali ke asal (sebelum hamil beratku 47kg dan setelah melahirkan beratku 'stuck' di 52kg). Aku masih usaha untuk pasang kancing cepret agar bagian dada tidak terlalu terbuka. Hasilnya, kurang oke. Usaha selanjutnya bongkar lemari dan berusaha mencari baju atasan warna putih yang pas dan pantas untuk ke pesta.

Aha! aku berhasil menemukannya. Walaupun memang harus tahan nafas dalaaaaaaaaaaaaaaaam banget agar bisa ditutup ristletingnya. Hmmmpfff... berhasil.

Waktunya aku harus mandikan Divya untuk siap-siap. Astaga... si cantik Divya tidur dengan pulasnya. Trus gimana doong? Otakku rasanya berhenti tidak bisa berfikir. Ah iya, suamiku janji kalau dia yang akan mandikan Divya, jadi aku bisa dandan dengan tenang.

Jam sudah menunjukkan waktu 16.11 dan suamiku belum juga kembali dari acara reunian dengan teman-teman SMA-nya dulu. Gimana ini? Ya sudah kalau begitu, aku segera mandi dan dandan, mumpung Divya masih tidur. Pas aku selesai mandi, Divya terbangun, oke kalau gitu mandikan Divya dulu baru aku dandan. Aku sudah mulai kesal karena sebelumnya suami yang janji akan pulang cepat tapi nyatanya. Ah sudahlah, lebih baik aku kerjakan sendiri daripada uring-uringan.

Ditengah-tengah aku memandikan Divya, suamiku pulang. Dia sempat menaikkan alis melihat aku belum dandan sama sekali. Akhirnya aku disuruh segera dandan dan suamiku yang ambil alih memandikan Divya. Ok..

Weleh.. waktu kok cepet banget sih berjalannya???
Kami sudah diwanti-wanti untuk berangkat lebih cepat. Nyatanya tidak bisa. Aku terpekik dan mulai senewen karena baju yang aku pakai jadinya ketat, akibatnya kain batik pesisir yang aku pakai dengan stagen jadi aneh, melendung di bagian depan, samping dan belakang, intinyaberantakan keliatannya. Bukan salah di kain dan stagennya tapi bajunya yang jadi aneh karena terlalu pas dibadan.

Aku benar-benar kehabisan ide. Akhirnya, kain songket yang sudah dijahit jadi rok milik kakak iparku aku sambar (padahal rok songket itu kebesaran, aku jadi pakai ikat pinggang agar tidak merosot). Padahal warnanya amat sangat tidak matching dengan aksesoris yang aku pakai malam tadi.

Pasti bertanya-tanya seberapa parahnya pakaianku malam tadi? oke... ini dia..
  • kemeja putih berenda
  • kain songket merah
  • tas vintage bermotif warna coklat
  • kalung etnic dengan batu warna hijau
  • sepatu wedges hitam dengan hak wedges warna krem

Aku jadi teringat waktu aku masih bekerja dan belum menikah, aku sempat heran kalau melihat ibu-ibu yang salah kostum sedangkan anak dan suaminya serasi berpakaian. Rasanya gemes aja gitu, kok ya keliatannya berantakan sekali. Oh.. ternyata aku sudah termasuk dalam golongan ibu-ibu tadi *sigh*

Dan, aku pun tidak bisa tidur. Sekarang sudah jam 2.30 pagi.

Aku mulai membuat daftar apa saja yang harus aku perbaiki:
  • Kesalahan pakai baju adalah gambaran diriku yang tidak lagi memperhatikan dan merawat diriku. Semuanya untuk anak dan suami. Padahal seharusnya aku pun memperhatian penampilan dan merawat diri sehingga anak dan suami ku senang melihatnya.
  • Mulai lagi untuk menata diri dengan jadwal yang lebih teratur. Sejak tidak bekerja, semua jadwal jadi amburadul (baca:tidak ada jadwal lagi, semua seenaknya).
  • Cukup hanya kejadian ini yang terakhir masalah salah kostum. Titik.

Intinya, aku tidak mau lagi pergi ke acara resmi atau acara kumpul-kumpul tapi aku salah kostum dan berantakan. Aku harus lebih bisa menghargai dan merawat diriku.

Aku bisa!


1 comment:

dewi_fajar said...

semangat mom...aq jg awal2 abis melahirkan *smp skrg sih* suka bingung klo da und.nikahan..

awal2 sih pk dress dr bhn spandex gt..tp karna cuma punya 2, bosen bgt...
skrg lg mencoba ngerombak kebaya2 toh yg ga muat di dadanya ajah & tnyt bisa...hihihihi...

semangat yaaa mom... (^^,)\/

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails