Wednesday, December 8, 2010
Terapi Sensori Integrasi ke- 8/Evaluasi SI
Thursday, November 25, 2010
Terapi Sensori Integrasi ke- 7
Sunday, November 21, 2010
Terapi Sensori Integrasi ke- 6
Saturday, November 13, 2010
Terapi Sensori Integrasi ke- 5
Thursday, November 11, 2010
Terapi Sensori Integrasi ke- 4
Wednesday, November 3, 2010
Terapi Sensori Integrasi ke- 3
Thursday, October 28, 2010
Terapi Sensori Integrasi ke- 2
Friday, October 15, 2010
Terapi_ Assessment Terapi Sensori Integrasi
Monday, October 4, 2010
dan keputusannya adalah................
Sunday, October 3, 2010
Aquadoodle
Tuesday, September 14, 2010
Cara Kreatif Menghibur Anak Usia 2 Tahun
Mengurus anak usia dua tahun agak lebih merepotkan bagi sebagian orangtua. Wajar saja, karena pada usia ini anak sedang dalam masa aktif dengan energi luar biasa. Normalnya, pada usia inilah rasa ingin tahu anak muncul lebih tinggi. Keinginannya untuk mengeskplorasi hal baru perlu direspons dengan baik.
Masalahnya, kadang orangtua kebingungan bagaimana merespons aktivitas anak batita ini. Terutama membagi perhatian, antara pekerjaan rumah, sekaligus mengawasi aktivitas anak. Trik berikut ini bisa menjadi solusinya:
1. Berikan mainan
Cara tepat dan praktis adalah dengan memberikan anak mainan menyenangkan sekaligus edukatif. Sebaiknya selalu simpan semua mainan yang anak miliki, dari hadiah ulangtahun atau pemberian lainnya. Simpan dalam boks plastik agar tetap terjaga rapi dan bersih. Nah, ambil koleksi mainan satu-persatu dan berikan kepada anak, untuk menarik perhatiannya. Pastikan posisi Anda tak jauh dari jangkauan anak, sehingga masih memudahkan untuk mengawasi aktivitasnya. Beri perhatian dengan mengganti mainan agar anak tak mudah bosan. Membeli mainan yang bervariasi ada baiknya, karena pada masa ini anak selalu penuh ingin tahu.
2. Bebaskan bermain air
Anak batita senang mengeksplorasi dirinya, karena itu cenderung lebih aktif dan selalu ingin tahu. Air menjadi mainan yang paling menyenangkan pada masa ini. Berikan dukungan dan perhatian kepada anak Anda. Misalnya dengan menempatkan anak dalam kolam plastik yang diisi air, setengah bagian saja. Bebaskan anak bermain dalam kolam air ini. Tambahkan mainan untuk membuat kegiatan lebih menyenangkan. Berikan pengawasan sesekali, tak perlu terlalu khawatir sehingga membuat aktivitas anak terbatasi.
3. Kreativitas seni
Melatih kreativitas seni bisa dimulai sejak dini, dengan memberikan kesempatan kepada anak melukis dengan jari, misalnya. Tak jadi soal jika tangannya harus kotor dengan cat. Namun Anda perlu menyiapkan ruangan yang sudah dilapisi dengan koran di bagian lantai. Siapkan mangkuk berisi cat yang aman untuk kulit, dan celupkan jari ke dalamnya. Ajarkan anak untuk melakukan hal yang sama, dan menggambar bentuk di atas lantai yang dilapisi koran. Pastikan cat jari aman dari zat berbahaya, menjaga saja jika anak tiba-tiba menjilat jarinya.
4. Menonton acara kartun
Terlalu sering menonton televisi memang bukan menjadi rekomendasi banyak orangtua atau psikolog, namun cara ini bisa menghibur bagi anak. Penting dicermati adalah pilihan tontonan dan pendampingan orangtua. Pilih program televisi yang menunjang tumbuh-kembang anak. Sekarang ini juga banyak pilihan DVD film kartun untuk anak yang mengasah rasa ingin tahunya. Pastikan juga Anda memegang kendali atas durasi menonton televisi. Untuk aktivitas yang satu ini, orangtua perlu memberikan perhatian khusus.
Masih banyak cara kreatif lain untuk menghibur anak. Perhatian dan kreasi orangtua diperlukan untuk tumbuh-kembang anak. Termasuk dalam memberikan hiburan di rumah yang tepat. Semakin banyak membagi waktu akan menciptakan hubungan emosi yang lebih kuat. Kira-kira apa kreasi Anda?
sumber : kompas
Sunday, September 12, 2010
Free Giveaway from Le Carousel
I instantly fell in love with the vest from Le Carousel. Plus, Marie-Laure, the creator, very kind to share this vest for free giveaway!
Wednesday, September 1, 2010
Work of Art
Tuesday, August 31, 2010
Her Favorite Spot
Sunday, August 29, 2010
Balonku
Monday, August 9, 2010
Tuesday, July 20, 2010
Oh .. Tantrum
Dulu, waktu sedang hamil Divya, aku emang sudah baca tentang Tantrum di usia menjelang 2 tahun (atau sepanjang usia 2 tahun ya?).
Tuesday, July 6, 2010
Jangan katakan 'Tidak' buat si kecil
Sekedar sharing dari artikel yang aku baca hari ini. Sumber aku ambil dari SINI
Jangan Katakan 'Tidak' Buat si Kecil
Vera Farah Bararah - detikHealth

(Foto: ehow)
Orangtua biasanya menggunakan kata 'tidak' untuk mendisiplinkan anak. Namun teknik ini seringkali tidak berjalan dengan baik, karena anak lebih sering cuek jika orangtua melarangnya dengan kata 'tidak'.
"Anak-anak seringkali mengabaikan kata-kata tidak dari orangtuanya, dan mungkin orangtua harus mengulanginya sepuluh kali baru bisa mendapat tanggapan dari si kecil," ujar Roni Leiderman, dekan dari Family Center di Nova Southeastern University, Ft. Lauderdale, Florida, seperti dikutip dari Babycenter, Selasa (6/7/2010).
Karenanya dibutuhkan pendekatan lain sebagai alternatif dari kata 'tidak' pada anak-anak usia prasekolah, yaitu:
Mengulanginya dengan kata-kata positif
Menggunakan kata-kata positif untuk meminta anak melakukan sesuatu cenderung bisa ditanggapi dengan baik oleh anak.
Jika si kecil suka bermain bola di ruang tamu, maka jangan menyuruhnya berhenti dengan cara memarahi tapi coba katakn, "Mari kita pergi ke luar untuk bermain bola".
Jika orangtua melarang anak melakukan sesuatu, maka secara tidak langsung anak akan memikirkan hal yang dilarang oleh orangtuanya. Karenanya gunakan kata-kata positif untuk memintanya melakukan sesuatu.
Menawarkan pilihan
Anak-anak usia prasekolah selalu ingin merasa independen dan terkendali. Jadi daripada orangtua melakukan penolakan terhadap keinginan anak, lebih baik menawarkannya sebuah pilihan.
Misalnya dengan mengganti keinginannya dengan barang lain atau boleh mendapatkan yang diinginkan setelah ia melakukan sesuatu. Meskipun mungkin anak tidak senang dengan pilihan yang ditawarkan, tapi anak akan belajar untuk menerima.
Menghindari masalah
Salah satu cara untuk mengganti kata 'tidak' adalah dengan cara menghindari masalah, yaitu memilih lingkungan yang aman untuk anak bereksplorasi terhadap rasa ingin tahunya.
Misalnya menata rumah dengan meletakkan barang-barang berbahaya dan berharga jauh dari jangkauan anak-anak. Meskipun orangtua tidak bisa selalu memberikan lingkungan yang aman, tapi hal ini bisa membatasi orangtua melarang si kecil.
Mengabaikan pelanggaran kecil
Jika anak melakukan pelanggaran kecil tapi ia tetap aman, maka biarkan saja karena orangtua tak selalu harus mengatakan tidak. Orangtua juga perlu memanjakan rasa petualangan dan eksplorasi anak dengan menyenangkan.
Katakan sesuai dengan maksud orangtua
Orangtua bisa mengatakan maksudnya secara jelas pada anak tapi dengan wajah tetap tenang. Jika orangtua misalnya mengatakan "Tidak! Jangan menarik ekor kucing", maka gantilah dengan "Tidak, tidak boleh sayang". Ketika ia merespons berilah ia senyuman dan memujinya "Wah, kamu pendengar yang baik ya". Hal ini akan lebih disukai oleh si kecil.
(ver/ir)
Wednesday, June 30, 2010
Hello (cyber) World.. We're back
Tuesday, May 4, 2010
..libur ngeblog..
Monday, April 5, 2010
Nah.. ketauan penyebanya!
Tuesday, March 23, 2010
My lovely Divya
Thursday, March 11, 2010
kamu kenapa ya, Nak?
...menyebabkan terjadinya gangguan berbicara. Sejumlah anak yang mengalami keterlambatan berbicara mungkinmengalami masalah motorik oral, artinya ada gangguan dalam pengolahan atau penyampaian sinyal dari pusat bicara diotak. Seorang anak seperti ini akan mengalami kesulitan dalam mengendalikan bibir, lidah, dan rahangnya untukmengucapkan suatu kata. Gangguan bicaranya tersebut dapat disertai dengan gangguan motorik oral lainnya sepertigangguan saat makan. Gangguan berbicara sering kali menunjukkan adanya gangguan perkembangan lain yang lebih luas..
Monday, March 8, 2010
Mencoba susu kaleng
Thursday, February 18, 2010
Wednesday, February 17, 2010
corat-coret
Monday, February 15, 2010
Sunday, February 14, 2010
Flu lagi Flu lagi
Justru mereka yang nyamperin Divya!
Padahal Divya aku kerem / taruh dalam kamar gak boleh keluar. Padahal dia sehat dan kepengen maen diluar. Tapi karena para sepupunya itu berkeliaran di luar, jadilah yg sehat di taruh dalam kamar. Kasian sekali.
Yg lebih mengherankan lagi, kok ya gak dilarang sama orang tuanya. Udah gitu, ibu mereka bilang ke suamiku seperti ini "ah, aku tidur ama mereka (anak-anaknya) yg batuk dan flu, aku gak kenapa-kenapa kok"...
Iiiyyyhh... kalo sampe dia bilang gitu didepanku, gak tanggung-tanggung deh. Habis dia aku ceramahi. Secara ya, Divya itu masih 15 bulan. Sehebat apa pun daya tahan tubuhnya, kalo dikerubuti ama sepupunya yang sakit ya bakal ketularan juga lah. Lagian konyol banget, perbandingannya dirinya yg sudah tua dengan anak 15 bulan.
Kepengen noyor deh rasanya.
Udah ah. Tambah kesel kalo nyeritainnya. Gak bakalan habis-habis.
Divya demam tinggi sampe 39,5 derajat. Kita bawa ke RS Bunda Margonda. Karena sekarang kita tinggal di Depok. Lagian kita takut kalo sudah demam tinggi. Setelah daftar, hanya nunggu sebentar. langsung diperiksa oleh dokter spesialis anak.
Tapi sayang, kok dokternya seperti bingung sendiri gitu setelah periksa Divya. Lagian Divya rewel banget. Padahal biasanya dia gak serewel ini kalo sedang diperiksa loh. Aku dan suami pikir pasti karena demamnya dan batuk yang minta ampun ramenya. Kasian liatnya.
Dr. Ivjanthie (kalo gak salah namanya), keliatan sekali bingung untuk menuliskan resep untuk Divya. Bikin deg-degan deh. Belum lagi dicoret-coret buku kesehatannya. Hmm...
Setelah itu, kita tebus resepnya dan sampai dirumah kita berikan ke Divya. Semaleman Divya makin rewel, demamnya hanya turun sebentar, setelah itu naik lagi. Batuknya jadi lebih parah. Semaleman kita gak tidur, kasihan liat Divya yang tersiksa sama batuk dan demamnya itu.
Setelah lewat 4 jam, aku berinisiatif untuk memberikan Divya Tempra. Alhamdulillah, setelah itu Divya bisa tidur tenang walaupun masih batuk-batuk.
Lewat 3 hari, dan masih juga batuk dan demam. Akhirnya, kita putuskan untuk menemui dokter langganan Divya. Dokter Irawan Mangunatmaja. Setelah pulang dan meminumkan obat, Divya langsung tidur, demamnya turun dan batuknya memang masih ada karena tidak bisa ngeluarin dahak tapi sudah tidak sesering sebelumnya.
Alamak Divya, apa kamu kangen ama Pak Dokter? hihihihi.. kocak deh...